Masa Anak-Anak Dalam Perkembangan Psikologi [Perum Graha Indah Krapyak]
Perkembangan Awal Masa Anak
Masa anak-anak dimulai setelah melewati masa bayi yang penuh ketergantungan, yakni kira-kira usia dua tahun sampai saat anak matang secara sektual, kira-kira 13 tahun untuk wanita dan empat belas tahun untuk pria.
Masa anak-anak harus dibagi menjadi dua periode yang berbeda-awal dan akhir masa anak-anak. Periode awal berlangsung dari umur 2 sampai 6 tahun dan periode akhir dari enam sampai tiba saatnya anak matang secara seksual.
Ciri-ciri masa anak-anak awal adalah sebagai berikut:
1. Usia yang mengandung masalah atau usia sulit
2. Usia mainan
3. Usia prasekolah
4. Usia belajar kelompok
5. Usia menjelajah dan bertanya
6. Usia meniru dan usia kreatif.
Perkembangan yang terjadi pada masa ini:
1. Perkembangan Fisik
Pertumbuhan fisik selama awal masa anak-anak ini berlangsung lambat dibanding dengan tingkat pertumbuhan selama masa bayi. Besar kecilnya ukuran tubuh (perkembangan fisik), dipengaruhi oleh faktor keturunan dan faktor lingkungan.
Selama masa anak-anak awal, tinggi rata-rata anak bertumbuh 2,5 inci dan berat bertambah antara 2,5 hingga 3,5 kg setiap tahunnya. Usia 3 tahun tinggi anak sekitar 38 inci dan beratnya sekitar 16,5 kg. Pada periode ini, baik laki-laki maupun perempuan terlihat makin langsing, sementara batang tubuh mereka makin panjang.
Perkembangan fisik yang sangat penting selama masa anak-anak awal adalah perkembangan otak dan sistem syaraf yang berkelanjutan. Meskipun otak terus bertumbuh pada masa awal anak-anak, namun pertumbuhannya tidak sepesat pada masa bayi. Pada saat bayi mencapai usia 2 tahun ukuran otaknya rata-rata 75% dari otak orang dewasa, dan pada usia 5 tahun ukuran otaknya telah mencapai sekitar 90% oak orang dewasa.
2. Perkembangan Motorik
Motorik adalah segala sesuatu yang ada hubungannya dengan gerakan-gerakan tubuh. Dala perkembangan motoris, unsur-unsur yang menentukan ialah otot, saraf dan otak.
Perkembangan Motorik Masa Anak-anak Awal
Usia
Motorik Kasar
Motorik Halus
2,5 - 3,5 tahun
Berjalan dengan baik, berlari lurus kedepan dan melompat
Meniru sebuah lingkaran, tulisan cakar ayam, dapat makan menggunakan sendok dan menyusun beberapa kotak
3,5 - 4,5 tahun
Berjalan dengan 80% langkah orang dewasa, berlari 1/3 kecepatan orang dewasa, melempar dan menangkap bola besar, tetapi lengan masih kaku
Mengancingkan baju, meniru bentuk sederhana, membuat gambar sederhana
4,5 - 5,5 tahun
Menyeimbangkan badan diatas satu kaki, berlari jauh tanpa jatuh, dapat berenang dalam air yang dangkal
Menggunting, menggambar orang, meniru angka dan huruf sederhan, membuat susunan yang kompleks dengan kotak-kotak
3. Perkembangan kognitif
Sesuai dengan teori kognitif Piaget, maka perkembangan kognitif pada masa awal anak-anak dinamakan dengan tahap praoperasioanal, suatu tahap yang berlangsung dari usia 2 tahun sampai 7 tahun.
Piaget membagi perkembangan kognitif kedalam dua bagian, yaitu:
a. Umur 2-4 tahhun, dirincikan oleh perkembangan pemikiran simbolis. Periode ini ditandai dengan berkembangnya representasional, atau symbolik function, yaitu kemampuan menggunakan sesuatu untuk mewakili sesuatu yang lain dengan menggunakan simbol-simbol (bahasa, gambar, tanda/isyarat, benda, gesture, atau peristiwa) untuk melambangkan suatu kegiatan, benda yang nyata atau peristiwa.
b. Umur 4-7 tahun, dirincikan oleh perkembangan intuitif. Pemikiran intuitif yaitu persepsi langsung akan dunia luar tanpa dinalar terlebih dahulu. Begitu seorang anak berhadapan dengan sesuatu hal, ia mendapatkan gagasan atau gamabaran dan langsung digunakan.
4. Perkembangan Berbicara (bahasa)
Selama masa awal anak-anak, anak memiliki keinginan yang kuat untuk belajar berbicara. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal dibawah ini :
a. Belajar berbicara merupakan sarana pokok dalam sosialisasi
b. Belajar berbicara merupakan sarana untuk memperoleh kemandirian.
Tahap-tahap perkembangan bahasa menurut Brown
Tahap
Usia/Bulan
Karakteristik
Kalimat Khas
I
12-26
Perbendaharaan kata terdiri atas kata benda dan kata kerja, dengan sedikit kata sifat dan kata bantu
“dada mama”
“dada papa”
“anjing besar”
II
27-30
Kalimat-kalimat anak lebih komplek, kata majemuk terbentu, mereka menggunakan proposisi, kata kerja tak beraturan, tensisi, bentuk jamak
“boneka tidur”
“mereka cantik”
“susu habis”
III
31-34
Muncul pertanyaan-pertanyaan “ya-tidak”, “siapa, apa, dimana”, kata-kata negatif (tidak) dan kata-kata imperatif (perintah permohonan) digunakan
“ayah pulang”
“susi ngga mau susu”
IV
35-40
Perbendaharaan kata meningkat, penggunaan tata bahasa lebih konsisten, mengaitkan kalimat yang satu didalam kalimat yang lain
“itu mobil ibu yang beli untukku”
“kukira itu merah”
V
41-46
Kalimat lebih kompleks dengan menggabungkan 2 atau lebih kalimat, kalimat-kalimat sederhana dan hubungan-hubungan proposisi terkoordinasi
“aku ke rumah Bob dan makan es krim”
“aku mau kelinci karena lucu”
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam belajar berbicara pada anak, yaitu:
a. Persiapan fisik untuk berbicara
b. Kesiapan mental untuk berbicara
c. Model yang baik untuk ditiru
d. Kesempatan untuk praktek
e. Motivasi
f. Bimbingan
5. Perkembangan Emosi
Selama masa anak-anak awal emosi sangat kuat. Saat ini merupkan saat ketidak seimbangan karena anak-anak keluar dari fokus, dalam arti bahwa ia mudah terbawa ledakan-ledakan emosional sehingga sulit dibimbing dan diarahkan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu: kecerdasan, perbedaan seks, besarnya keluarga, lingkungan sosial, jenis disiplin, dan metode latihan anak.
Emosi yang umum pada awal masa anak-anak:
a. Amarah
b. Takut
c. Cemburu
d. Ingin tahu
e. Iri hati
f. Gembira
g. Sedih
h. Kasih sayang
6. Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial anak sangat dipengaruhi oleh iklim sosio- psikologis keluarganya. Jika dilingkungan keluarga tercipta suasana yang harmonis, saling memperhatikan, saling membantu dalam menyelesaikan tugas-tugas keluarga atau anggota keluarga, terjalin komunikasi antar anggota keluarga, dan konsisten dalam melaksanakan aturan, maka anak aka memiliki kemampuan atau penyesuaian sosial dalam hubungan dengan orang lain.
Charlotte Buhler membagi tingkatan perkembangan sosial anak menjadi empat tingkatan yang diantaranya sebagai berikut :
a. Tingkat pertama umur 4-6 tahun, anak mulai mengadakan reaksi positif terhadap orang lain.
b. Tingkat kedua umur 2 tahun, muncul pada diri seorang anak perasaan bangga dan senang yang terpancar pada gerakan dan mimiknya.
c. Tingkat ketiga umur lebiih dari 2 tahun, mulai muncul perasaan simpti (rasa setuju) dan antipati kepada orang lain baik yang sudah dikenal maupun belm dikenal.
d. Tingkat keempat, pada akhir tahun kedua, anak telah menyadari akan pergaulannya dengan anggota keluarga, anak timbul keinginan untuk ikuut camur dalam gerak dan lakunya.
7. Perkembangan Bermain
Masa awal anak-anak sering disebut sebagai tahap mainan, karena dalam periode ini hampir dunia anak identik dengan bermain.
Bruner dalam Harlock mengatakan bahwa bermain dalam masa anak-anak adalah “kegiatan yang serius”, yang merupakan bagian penting dalam perkembangan tahun-tahun pertama masa ini.
Pola bermain pada masa anak-anak awal sebagai berikut:
· Bermain dengan mainan
Pada permulaan ini, bermain dengan mainan merupakan bentuk yang dominan. Minat bermain dengan mainan mulai agak berkurang pada akhir masa anak-anak awal.
· Dramatisasi
Permainan ini mirip dengan bermain peran, dengan cara meniru pengalaman-pengalaman hidup maupun berdasarkan acara-acara film dan televisi yang mereka lihat.
· Konstruksi
Sebagian besar konstruksi yan dibuat merupakan tiruan dari apa yang mereka lihat dalam kehidupan sehari-hari ataupun dari layar televisi.
· Permainan
Permainan yang dimaksud adalah terdiri dari bebrapa pemain dan melibatkan beberapa peraturan. Permainan ini juga menguji keterampilan seperti melempar dan menangkap bola.
· Membaca
Anak-anak senang dibacakan dan melihat gambar-gambar dari buku. Yang sangat menarik adalah dongeng, nyanyian anak-anak, cerita tentang hewan dan kejadian sehari-hari.
· Film, radio, dan televisi
Anak-anak lebih menyukai kartun tentang binatang, tentang anggota keluarga.
8. Perkembangan Kepribadian
Lingkungan keluarga merupakan dunia sosial bagi anak-anak, maka bagaimana perasaan mereka kepada anak-anak dan bagaimana perlakuan mereka merupakan faktor terpenting dalam pembentukan konsep diri, yaitu inti pola kepribadian. Dalam perkembangan selanjutnya, sikap dan cara teman-teman sebayya memperlakukannya mulai membawa pengaruh dalam konsep diri.
9. Perkembangan Moral
Dalam tahap ini, anak secara otomatis mengikuti peraturan tanpa berfikir ataupun menilai. Anak sebaiknya cenderung dilatih untuk berdisiplin, karena ini merupakan cara mengajarkan berperilaku moral sesuai yang diterima kelompoknya. Pengenalan agama sudah dapat dilakukan sejak dini. Pengetahuan anak tentang agama berkembang sejalan dengan pengalamannya dalam mendengarkan ucapan-ucapan orang tuanya, melihat sikap dan perilaku orang tuanya dalam beribadah, selanjutnya mereka meniru dari apa yang telah dilihat maupun didengarnya.
Perkembangan Masa Akhir Anak
Periode ini mulai sejak anak-anak berusia 6 tahun sampai dengan seksualnya matang, Kematangan seksual ini sangat bervariasi baik antar jenis kelamin maupun antar budaya yang berbeda. Kematangan seksual anak laki-laki lebih lambat dari anak perempuan, sehingga masa kanak-kanak yang dialami lebih lama.
Untuk memperoleh tempat di dalam kelompok sosial, anak yang lebih besar harus menyelesaikan pelbagai tugas dalam perkembangan. Kegagalan dalam pelaksanaannya mengakibatkan pola prilaku yang tidak matang, sehingga sulit diterima oleh kelompok teman-temannya dan tidak mampu menyamai teman-teman sebayanya yang sudah menguasai tugas-tugas perkembangan tersebut.
Penguasaan tugas-tugas perkembangan tidak lagi sepenuhnya menjadi tanggung jawab orangtua seperti tahun-tahun prasekolah. Sekarang penguasaan ini juga menjadi tanggung jawab guru-guru dan sebagian kecil menjadi tanggung jawab kelompok teman-temannya.
Masa ini disebut juga masa anak sekolah. Anak-anak sudah lebih mandiri. Pada masa inilah anak paling peka dan paling siap untuk belajar. Mereka haus akan pengetahuan dan ingin selalu mengetahui dan memahami.
Ciri-ciri masa akhir anak-anak :
1) Label yang digunakan oleh orang tua
Bagi banyak orang tua, akhir masa anak-anak merupakan usia yang menyulitkan-suatu masa dimana anak tidak mau lagi menuruti perintah dan anak lebih banyak dipengaruhi oleh teman-teman sebaya disbanding orang tua atau keluarga.
2) Label yang digunakan untuk para pendidik
Para pendidik melabelanakhir masa anak-anak dengan usia sekolah dasar. Para pendidik juga memandang periode ini sebagai periode kritis dalam dorongan berprestasi.
3) Label yang digunakan ahli psikologi
Bagi ahli psikologi, masa akhir anak-anak adalah usia berkelompok, usia penyesuaian diri, usia kreatif, serta usia bermain.
Perkembangan yang terjadi pada masa ini :
Perkembangan fisik
Kenaikan tinggi pertahun adalah 2 sampai 3 inchi. Rata-rata anak perempuan sebelas tahun mempunyai tinggi badan 58 inchi dan anak laki-laki 57,5 inchi. Kenaikan berat lebih bervariasi daripada kenaikan tinggi, berkisar antara 3-5 pon per tahun. Rata-rata anak perempuan sebelas tahun mempunyai berat 88,5 pon dan anak laki-laki 85,5 pon. Dalam perbandingan tubuh, ada eberapa perbandingan wajah yang kurang baik menghilang dengan bertambah besarnya mulut dan rahang, dahi melebar dan merata, bibir semakin berisi, hidung menjadi lebih besar dan lebih berbentuk. Badan memanjang dan menjadi lebih langsing, leher menjadi lebih panjang, dada melebar, perut tidak buncit, lengan dan tungkai memanjang, dan tangan dan kaki dengan lambat tumbuh membesar. perbandingan tubuh yang kurang baik yang sangat mencolok pada masa akhir kanak-kanak menyebabkan meningkatnya kesederhanaan pada saat ini. Disamping itu, kurangnya perhatian terhadap penampilan dan kecenderungan untuk berpakaian seperti teman-teman tanpa memperdulikan pantas tidaknya, juga menambah kesederhanaan.
Selama akhir masa kanak-kanak, jaringan lemak berkembang lebih cepat daripada jaringan otot yang perkembangannya baru mulai melejit pada awal pubertas. Anak yang berbentuk endomorfik jaringan lemaknya jauh lebih banyak daripada jaringan otot sedangkan pada tubuh mesomorfik keadaanya terbalik. Pada bentuk tubuh ektomorfik tidak terdapat jaringan yang melebihi jaringan lainnya sehingga cenderung tampak kurus. Pada permulaan pubertas, umumnya seorang anak sudah mempunyai 22 buah gigi tetap. Keempat gigi terakhir, muncul selama masa remaja.
Perkembangan keterampilan
Pada permulaan akhir masa kanak-kanak, anak-anak mempunyai sejumlah besar keterampilan yang mereka pelajari selama bertahun-tahun di prasekolah. Keterampilan yang dipelajari oleh anak-anak yang lebih besar sebagian bergantung pada lingkungan, sebagian pada kesempatan untuk belajar, sebagian pada bentuk tubuh, sebagian lagi bergantung pada apa yang sedang digemari oleh teman-teman sebaya.
Perkembangan emosi
Pola emosi yang umum pada akhir masa kanak-kanak sama dengan pada awal masa kanak-kanak. Perbadaannya terletak pada jenis situasi yang membangkitkan emosi dan bentuk ungkapannya.
Pada akhir masa kanak-kanak, ada waktu dimana anak sering mengalami emosi yang hebat. Karena emosi cenderung kurang menyenangkan, maka dalam periode ini meningginya emosi menjadi periode ketidakseimbangan, yaitu saat dimana anak menjadi sulit dihadapi.
Meningkatnya emosi pada akhir masa kanak-kanak dapat disebabkan karena keadaan fisik atau lingkungan. Keadaan lingkungan yang menyebabkan meningginya emosi juga beragam dan serius. Namun pada umumnya akhir masa kanak-kanak merupakan periode yang relatif tenang yang berlangsung sampai mulainya masa puber.
Perkembangan minat
Selama akhir kanak-kanak baik anak laki-laki maupun perempuan sangat sadar akan kesesuain jenis permainan dengan kelompok seksnya. Oleh karena itu, ia menghindari kegiatan bermain yang di anggap tidak sesuai untuk kelompok seksnya, tanpa memperhatikan kesenangan pribadi.
Anak cerdas, terutama bila bertambah besar, lebih banyak bermain sendiri, daripada bermain yang bersifat social dan hanya sedikit mengikuti kegiatan yang melibatkan permainan fisik yang berat daripada anak yang tidak terlampau cerdas. Jenis lingkungan dimana anak hidup juga menentukan ada tidaknya kesempatan untuk bermain.
Terlepas dari perbedaan ini, bagi sebagian besar anak bermain menjadi kurang aktif dengan berjalannya masa kanak-kanak, dan hiburab-hiburan seperti televisi, radio, film, dan bacaan semakin bertambah popular. Perubahan ini sebagian disebabakan bertambahnya pekerjaan rumah dan sebagian lagi disebabkan bertambah bertambah banyaknya tugas-tugas di rumah.
·
Bermain konstruktif
Membuat sesuatu hanya untuk bersenang-senang saja, tanpa memikirkan manfaatnya merupakan bentuk permainan yang popular diantara anak laki-laki, sedangakan anak perempuan lebih menyukai jenis konstruktif yang lebih halus seperti menjahit, menggambar, melukis, membentuk tanah liat dan membuat perhiasan.
·
Menjelajah
Seperti anak yang lebih muda, anak yang lebih besar senang memuaskan keingintahuan tentang hal-hal baru yang berbeda dengan menjelajahinya. Tetapi berbeda dengan anak yang lebih muda, anak yang lebih besar tidak puas dengan menjelajah mainan dan benda-benda disekitar lingkungannya. Anak-anak ingin menjelajah lebih jauh dari lingkungan rumah dan lingkungan tetangga dan menjelajah daerah-daerah baru.
·
Mengumpulkan
Mengumpulkan sebagai suatu bentuk bermain, meningkat dengan berjalannya masa kanak-kanak, karena kegiatan mengumpulkan berfungsi sebagai sumber iri hati dan gengsi diantara teman-teman dan juga memberikan kesenangan bagi kolektor.
·
Permainan dan olahraga
Anak yang lebih besar tidak puas lagi memainkan jenis permainan yang sederhana dan tidak terdiferensiasi, yang merupakan permainan awal masa kanak-kanak. Ia ingin memainkan permainan anak yang lebih besar, seperti bola basket, sepak bola, baseball dan hockey. Pada anak berusia sepuluh tahun, permainannya terutama bersifat persaingan, dengan pokok perhatian pada keterampilan dan keunggulan dan tidak semata mata pada kegembiraan.
·
Hiburan
Beberapa hiburan yang digemari pada akhir masa kanak-kanak diantaranya membaca, buku komik, film, radio dan televisi, melamun dan berkhayal.
Referensi:
Desmita. 2015. Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Marliani, R. 2015. Psikologi perkembangan. Bandung: Pustaka Setia.
Yuliani, E.R. 2005. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: STAIN Ponorogo Press.
Zulkifli, L. 2012. Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya
Post a Comment